About Me

Foto saya
Saya berJiLbab,, Sopan,, Cuek,, Baik,,

Senin, 28 November 2011

Mengelola Konflik Organisasi


S
etiap organisasi pasti sudah tidak asing lagi dengan sebuah permasalahan yang sering mereka hadapi dan mereka sering menyebutnya sebagai sebagai suatu konflik. Konflik yang mereka hadapi juga bermacam – macam, dari konflik yang kecil hingga konflik yang sangat besar. Konflik juga tidak hanya di rasakan oleh sebuah organisasi saja tapi sebagai individu kita juga pernah mengalami suatu konflik baik dalam lingkungan keluarga, lingkungan kuliah, lingkungan kerja dan lain sebagainya. Namun dalam tulisan ini saya akan lebih membahas mengenai konflik yang terjadi dalam suatu organisasi.

Pengertian Konflik dan Konflik Organisasi
Konflik (conflict) adalah sebuah proses yang dimulai ketika satu pihak memiliki presepsi bahwa pihak lain telah mempengaruhi secara negatif atau akan mempengaruhi secara negatif sesuatu yang menjadi kepedulian atau kepentingan pihak pertama. Sedangkan Konflik Organisasi sendiri adalah suatu masalah yang timbul di lingkungan organisasi baik masalah yang kecil maupun masalah yang besar. Pastinya tidak ada masalah tanpa sebab, demikian juga tidak ada konflik jika tidak ada sebab yang menimbulkan konflik tersebut. Konflik dalam berorganisasi itu tidak selalu bersifat negatif, karena konflik bisa dijadikan sebuah alasan agar suatu organisasi menjadi lebih baik lagi. Konflik organisasi ini dapat juga kita bedakan melalui dua buah pandangan yang berbeda. Dua pandangan berbeda tersebut yaitu pandangan Tradisional dan pandangan Interaksi/Interaksionis.

Pandangan Tradisional
Pendekatan paling awal mengenai konflik adalah berpandangan bahwa semua konflik itu merupakan hal / peristiwa yang buruk. Konflik dipandang secara negatif dan digunakan sebagai persamaan dari istilah-istilah seperti kekerasan, kerusakan, dan irasionalitas, sekedar untuk memperkuat konotasi negatif. Konflik dari definisinya saja sudah berbahaya dan harus dihindari. Pandangan tradisional (traditional) ini sejalan dengan sikap yang dianut banyak orang menyangkut perilaku kelompok pada tahun 1930-an dan 1940-an. Konflik dipandang sebagai akibat disfungsional dari komunikasi yang buruk, tidak adanya keterbukaan dan kepercayaan antaranggota, serta ketidakmampuan para manajer untuk tanggap terhadap kebutuhan dan aspirasi karyawan mereka.
Pandangan bahwa semua konflik buruk tentu saja merupakan sebuah pendekatan sederhana dalam mengamati perilaku orang yang menciptkan konflik. Karena semua konflik harus dihindari, kita hanya perlu mengarahkan perhatian pada sebab-sebab konflik serta mengoreksi kesalahan ini untuk memperbaiki kinerja kelompok dan organisasi. Meskipun saat ini studi-studi penelitian memberikan bukti yang kuat untuk menolak bahwa pendekatan terhadap berkurangnya konflik menghasilkan kinerja kelompok yang tinggi, namun banyak di antara kita yang masih mengevaluasi situasi konflik menggunakan standar yang sudah usang semacam ini.

Pandangan  Interaksionis
Pandangan interaksionis (interactionist) atau interaksi mendorong munculnya konflik dengan dasar pemikiran bahwa sebuah kelompok yang harmonis, damai, tenang, dan kooperatif biasanya menjadi statis, apatis, serta tidak tanggap terhadap perlunya perubanhan dan inovasi. Karena itu, sumbangan terbesar pandangan interaksionis adalah mendorong para pemimpin kelompok untuk mempertahankan terjadinya tingkat konflik minimum dimana cukup untuk menjaga kelompok tetap biasa bekerja, kritis terhadap diri sendiri, sekaligus kreatif.
Pandangan interaksionis tidak bermaksud untuk mengatakan bahwa semua konflik adalah baik. Hal ini karena beberapa konflik memang biasa mendukung pencapaian tujuan kelompok dan memperbaiki kinerjanya yaitu bentuk-bentuk konflik yang fungsional (fungtional) dan konstrukstif. Selain itu, terdapat konflik-konflik yang menghambat kinerja kelompok yaitu bentuk-bentuk konflik yang difungsional (dysfungional) dan destruktif. Dalam hal ini tentu kita dapat membedakan konflik fungsional dengan konflik disfungsional, bukti yang perlu diperhatikan adalah pada jenis konfliknya. Secara spesifik ada tiga tipe konflik yaitu tugas, hubungan, dan proses.
Maka dari penjelasan kedua pandangan tersebut dapat saya simpulkan perbedaan dari pandangan tradisional dan pandangan interaksionis adalah dalam pandangan tradisional konflik dipandang dan diyakini bahwa semua konflik berbahaya dan harus kita hindari karena konflik akan membawa pengaruh yang buruk. Sedangkan pandangan interaksionis atau interaksi dipandang atau diyakini bahwa semua konflik bukan hanya merupakan suatu tindakan yang positif dalam sebuah organisasi tetapi juga merupakan suatu kepercayaan yang mutlak bagi sebuah organisasi untuk mencapai kinerja yang lebih baik. Jadi pandangan tradisional menganggap konflik adalah hal yang sangat buruk sedangkan pandangan interaksionis konflik dianggap sebagai hal yang baik dan positif bagi suatu organisasi.
Konflik tugas (task conflict) berhubungan dengan muatan dan tujuan pekerjaan. Konflik hubungan (relationship conflict) berfokus pada hubungan antarpersonal. Konflik proses (process conflict) berhubungan dengan bagaimana suatu pekerjaan dilaksanakan. Penjelasan tersebut menunjukan bahwa konflik hubungannya hamper sealu bersifat disfungsional, hal ini karena Gesekan atau permusuhan anatarpersonal yang melekat di dalam konflik hubungannya mempertajam pertentangan kepribadian dan mengurangi rasa saling perhatia,yang pada gilirannya menghambat penyelesaiaan tugas-tugas organisasi. Namun, tingkat konflik proses dan tingkat konflik tugas yang rendah sampai sedang bias menjadi konflik fungsional. Agar produktif, konflik proses harus dijaga tetap dalam tingkat yang rendah. Perdebatan yang tajam dan panas mengenai siapa yang harus melakukan apa, akan menjadi disfungsional ketika hal itu justru menciptakan ketidakpastian mengenai peran tugas masing-masing anggota, memperpanjang waktu penyelesaian tugas, dan menyebabkan para anggota harus mengerjakan tugas-tugas yang menumpuk. Tingkat konflik tugas yang rendah sampai sedang selalu memperlihatkan efek positif pada kinerja kelompok karena memancing munculnya ide-ide segar dan baik yang membantu kinerja kelompok menjadi lebih baik.

Sumber-Sumber Utama Penyebab Konflik
Masalah muncul pasti memiliki sebab, begitu pula dengan konflik pasti memiliki penyebab yang menimbulkan konflik tersebut. Menurut Robbins (1996), konflik muncul karena ada kondisi yang melatar-belakanginya (antecedent conditions). Kondisi tersebut juga disebut sebagai sumber terjadinya konflik. Kondisi ini terdiri dari tiga ketegori yaitu  Komunikasi, Struktur, dan Variabel Pribadi. Pada penjelasannya sumber utama penyebab konflik adalah :

  1. Komunikasi yang buruk, dalam arti komunikasi yang menimbulkan kesalah-pahaman antara pihak-pihak yang terlibat, dapat menjadi sumber konflik. Suatu hasil penelitian menunjukkan bahwa kesulitan semantik, pertukaran informasi yang tidak cukup, dan gangguan dalam saluran komunikasi merupakan penghalang terhadap komunikasi dan menjadi kondisi ini akan menciptakan konflik. Pengertian struktur dalam hal ini digunakan dalam artian yang mencakup ukuran (kelompok), derajat spesialisasi yang diberikan kepada anggota kelompok, kejelasan jurisdiksi (wilayah kerja), kecocokan antara tujuan anggota dengan tujuan kelompok, gaya kepemimpinan, sistem imbalan, dan derajat ketergantungan antara kelompok. Penelitian menunjukkan bahwa ukuran kelompok dan derajat spesialisasi merupakan variabel yang mendorong terjadinya konflik. Makin besar kelompok, dan makin terspesialisasi kegiatannya, maka semakin besar pula kemungkinan terjadinya konflik.

  1. Karakteristik kepribadian yang menyebabkan individu memiliki keunikan (idiosyncrasies) dan berbeda dengan individu yang lain. Kenyataan menunjukkan bahwa tipe kepribadian tertentu, misalnya, individu yang sangat otoriter, dan menghargai rendah orang lain, merupakan sumber konflik yang potensial. Jika salah satu dari kondisi tersebut terjadi dalam kelompok, dan para anggota menyadari akan hal tersebut, maka munculah persepsi bahwa di dalam kelompok terjadi konflik. Keadaan ini disebut dengan konflik yang dipersepsikan (perceived conflict). Kemudian jika individu terlibat secara emosional, dan mereka merasa cemas, tegang, frustrasi, atau muncul sikap bermusuhan, maka konflik berubah menjadi konflik yang dirasakan (felt conflict). Selanjutnya, konflik yang telah disadari dan dirasakan keberadaannya itu akan berubah menjadi konflik yang nyata, jika pihak-pihak yang terlibat mewujudkannya dalam bentuk perilaku. Misalnya, serangan secara verbal, ancaman terhadap pihak lain, serangan fisik, huru-hara, pemogokan, dan sebagainya.

  1. Perbedaan individu yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan. Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya. Misalnya, ketika berlangsung pentas musik di lingkungan pemukiman, tentu perasaan setiap warganya akan berbeda-beda. Ada yang merasa terganggu karena berisik, tetapi ada pula yang merasa terhibur.

  1. Budaya di dunia ini beraneka ragam dengan perbedaan latar belakang kebudayaan tersebut tentu akan membentuk pribadi-pribadi yang berbeda. Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik.

  1. Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda.


Teknik-Teknik Utama Memecahkan Konflik
Konflik timbul karena ada penyebabnya, maka pasti kita dapat mencari jalan keluar dan memecahkan konflik tersebut sehingga pada lingkungan organisasi ini kita wajib untuk menguasai dan memahami cara memecahkan suatu konflik. Pada penjelasan ini saya akan menjelaskan mengeanai 4 teknik memecahkan masalah yaitu :
  1. Integrating (Problem Solving). = Dalam teknik ini pihak-pihak yang berkepentingan secara bersama-sama mengidentifikasikan masalah yang dihadapi, kemudian mencari, mempertimbangkan dan memilih solusi alternatif pemecahan masalah. Gaya ini cocok untuk memecahkan isu-isu kompleks yang disebabkan oleh salah paham (misunderstanding), tetapi tidak sesuai untuk memecahkan masalah yang terjadi karena sistem nilai yang berbeda. Kelemahan utamanya adalah memerlukan waktu yang lama dalam penyelesaian masalah.
  2. Dominating (Forcing). = Orientasi pada diri sendiri yang tinggi, dan rendahnya kepedulian terhadap kepentingan orang lain, mendorong seseorang untuk menggunakan taktik “saya menang, kamu kalah”. Gaya ini sering disebut memaksa (forcing) karena menggunakan legalitas formal dalam menyelesaikan masalah. Gaya ini cocok digunakan jika cara-cara yang tidak populer hendak diterapkan dalam penyelesaian masalah, masalah yang dipecahkan tidak terlalu penting, dan waktu untuk mengambil keputusan sudah mepet. Tetapi tidak cocok untuk menangani masalah yang menghendaki partisipasi dari mereka yang terlibat. Kekuatan utama gaya ini terletak pada minimalnya waktu yang diperlukan. Kelemahannya, sering menimbulkan kejengkelan atau rasa berat hati untuk menerima keputusan oleh mereka yang terlibat.
  3. Avoiding. = Taktik menghindar (avoiding) cocok digunakan untuk menyelesaikan masalah yang sepele atau remeh. Gaya ini tidak cocok untuk menyelesaikan masalah - malasah yang sulit atau “buruk”. Kekuatan dari strategi penghindaran adalah jika kita menghadapi situasi yang membingungkan atau mendua (ambiguous situations). Sedangkan kelemahannya, penyelesaian masalah hanya bersifat sementara dan tidak menyelesaikan pokok masalah.
  4. Compromising. = Gaya ini menempatkan seseorang pada posisi moderat, yang secara seimbang memadukan antara kepentingan sendiri dan kepentingan orang lain. Ini merupakan pendekatan saling memberi dan menerima (give-and-take approach) dari pihak-pihak yang terlibat.Kompromi cocok digunakan untuk menangani masalah yang melibatkan pihak-pihak yang memiliki tujuan berbeda tetapi memiliki kekuatan yang sama. Misalnya, dalam negosiasi kontrak antara buruh dan majikan. Kekuatan utama dari kompromi adalah pada prosesnya yang demokratis dan tidak ada pihak yang merasa dikalahkan. Tetapi penyelesaian konflik kadang bersifat sementara dan mencegah munculnya kreativitas dalam penyelesaian masalah.

Sumber Dari:
  • Stephen P. Robbins – Timothy A. Judge,  Perilaku Organisasi (Organizational Behavior), (ed.12). Salemba Empat.
  • Gibson, James L., et al., 1977. Organisasi: Perilaku, Struktur, Proses. Alih bahasa oleh Adriani. Jakarta: Binarupa Aksara.
  • Greenhalgh, Leonard, 1999. “Menangani Konflik”. Dalam A.Dale Timpe, (Ed.), Memimpin Manusia. Alih bahasa oleh Sofyan Cikmat. Jakarta: PT.Gramedia.
  • http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik 

Senin, 31 Oktober 2011

Flowchart dan Algoritma Kegiatan Sehari - hari

Flowchart Kegiatan Kuliah:



Algoritma :
a.     Memulai dengan Bangun pagi kemudian membersihkan kamar tidur. 
b.     Melaksanakan sholat shubuh lalu mandi pagi.
c.     Melanjutkan sarapan pagi lalu berangkat ke kampus.
d.     Setibanya di kampus menerima materi mata kuliah kemudian diberi tugas.
e.     Melanjutkan untuk istirahat dan makan siang.
f.      Kemudian sholat dzuhur dan masuk kembali ke kelas.
g.      Masuk kelas kembali dan menerima materi mata kuliah.
h.      Selesai menerima mata kuliah lalu pulang ke rumah.
i.       Setibanya di rumah, mandi dan sholat ashar.
j.       Melanjutkan menyicil mengerjakan tugas yang diberikan dosen tadi pagi.
k.      Kemudian sholat maghrib dan menunggu waktu isya.
l.        Melanjutkan shalat isya dan makan malam.
m.     Menyudahi makan malam lalu belajar untuk mata kuliah besok dan 
         mempersiapkannya.
n.       Mengakhiri belajar lalu tidur dengan nyenyak. 



     Waktu :
Minggu, 30 Oktober 2011 - pukul ; 17.04

Sabtu, 24 September 2011

Teori Organisasi Umum 1

TEORI ORGANISASI UMUM 1
Bab I : Pendahuluan
1.1       Latar Belakang                                      
Organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pada makalah ini saya merangkum mengenai  pengetahuan organisasi dimana akan digunakan sebagai pendahuluan pembelajaran tentang materi organisasi umum 1. Adapun pokok pembahasan yang akan dibahas pada makalah ini adalah pengertian dari organisasi, ciri – ciri, unsur – unsur serta karakteristik dari organisasi.
1.2       Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan dan diharapkan bermanfaat bagi kita semua.

Bab II : Pembahasan
2.1. Pengertian Organisasi
Organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
1.Organisasi Menurut Stoner
Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.
2.Organisasi Menurut James D. Mooney
Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
3.Organisasi Menurut Chester I. Bernard
Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang  atau lebih.
Pengertian Pengorganisasian.
Seperti telah diuraikan sebelumnya tentang Manajemen, Pengorganisasian adalah merupakan fungsi kedua dalam Manajemen dan pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Dengan demikian hasil pengorganisasian adalah struktur organisasi.
   Pengertian Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan meninjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain daripada itu struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan.
2.2.  Ciri-ciri dari organisasi adalah :
              - Adanya komponen ( atasan dan bawahan)
            - Adanya kerja sama (cooperative yang berstruktur dari sekelompok orang)
            - Adanya tujuan
            - Adanya sasaran
            - Adanya keterikatan format dan tata tertib yang harus ditaati
            - Adanya pendelegasian wewenang dan koordinasi tugas-tugas
     Ciri-ciri Organisasi Modern terdiri dari :

•Organisasi bertambah besar.
•Pengolahan data semakin cepat
•Penggunaan staf lebih intensif
•Kecendrungan spesialisasi
•Adanya prinsip-prinsip atau azas-azas organisasi
•Unsur-unsur organisasi lebih lengkap.
2.3.  Unsur-unsur organisasi :
– Manusia (Man)
– Kerjasama
– Tujuan Bersama
– Peralatan (Equipment)
– Lingkungan
– Kekayaan alam
– Kerangka/Konstruksi Mental Organisasi

2.4. Karakteristik Organisasi
Karasteristik organisasi adalah perilaku dan tingkah laku suatu badan/institusi terhadap kondisi yang ada diluar institusi itu maupun didalam institusi itu sendiri, artinya dalam dunia bisnisnya selalu fokus kepada pelanggannya yang bukan hanya dari luar perusahaan itu tapi juga orang-orang di dalam perusahaan yang merupakan aset perusahaan itu sendiri. (Dimana Masih jarang sebuah institusi itu menganggap bahwa karyawannya berpotensi untuk jadi aset dan akhirnya kurang mendapat perhatian dari perusahan itu sendiri), jadi semua mengarah kepada mutu yang ditentukan oleh 2 hal seperti yang tertulis sebelumnya.

           Karakteristik Organisasi yang efektiv adalah ;
- Concern terhadap SDM dan memperlakukan SDM sebagai Asset yang berharga
- Program Training dan Pengambangan terbuka seluas-luasnya
- Program kompensasi terlaksana dengan baik
- Tingkat perputaran SDM rendah
- Top manajemen mempunyai komitmen dan mendukung terhadap perkembangan SDM
- Semua Team turut berpartisipasi dalam membuat kebijakan organisasi

2.5.  Teori Organisasi
Teori organisasi adalah studi tentang bagaimana organisasi menjalankan fungsinya dan bagaimana mereka mempengaruhi dan dipengaruhi oleh orang-orang yang bekerja di dalamnya ataupun masyarakat di lingkup kerja mereka. Teori organisasi adalah suatu konsefsi, pandangan, tinjauan, ajaran, pendapat atau pendekatan tentang pemecahan masalah organisasi agar lebih berhasil dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Masalah adalah segala sesuatu yang segala sesuatu yang ada hubungannya dengan kepentingan organisasi yang memerlukan pemecahan dan pengambilan keputusan. Ada banyak masalah yang dihadapi organisasi (kompleks) dan memerlukan pemecahan tersendiri sehingga muncul berbagai kajian untuk lebih memahami efektivitas organisasi Teori organisasi Muncul pada abad 19 dilatarbelakangi oleh Revolusi Inggris dan lahirnya perusahaan raksasa di Amerika Serikat.

               Evoluasi Teori Organisasi Terdiri atas :
·         Teori Klasik Teori tipe organisasi (Birokrasi) oleh Max Weber (Sosiolog Jerman Teori manajemen Ilmiah oleh Fredrick Winslow Taylor (AmerikaTeori ) administrative (prinsif-prinsif organisasi) oleh Henry Fayol (Prancis).
·         Teori Organisasi dan Manajemen Neo Klasik
·         Teori modern
·         Teori organisasi dan manajemen Jepang 

      5 Golongan Teori Organisasi Modern (Prajudi Atmosudirdjo):
·         Teori organisasi klasik;
·         Teori organisasi hubungan antar manusia
·         Teori proses;
·         Teori prilaku;
·         Teori Sistema. 

           4 Macam Teori Organisasi (Amitai Etzioni) :
·         Teori klasik (Scientific management);
·          Aliran hubungan manusia (human relations);
·         Sistem pendekatan struktural;
·         Teori pembuatan keputusan

            9 Macam Teori Organisasi (Wursanto, 2003:260-274)
·         Teori organisasi klasik;
·         Teori organisasi birokrasi;
·         Teori organisasi human relations;
·         Teori organisasi perilaku;
·         Teori organisasi proses;
·         Teori organisasi kepemimpinan;
·         Teori organisasi fungsi;
·         Teori organisasi pembuatan keputusan;
·          Teori organisasi kontingensi.

            8 Pendekatan Teori Organisasi (Harold Koontz dan Cyrill o’Donnell)
·         Pendekatan pengalaman atau kasus (the empirical, or case approach);
·         Pendekatan prilaku antar pribadi (the interpersonal behavior approach);
·         Pendekatan perilaku kelompok (the group behavior approach);
·         Pendekatan kerjasama sistem social (the cooperative social system approach);
·         Pendekatan sistem teknik sosial (the sociotechnical system approach);
·         Pendekatan teori keputusan (the decision theory-center approach);
·         Pendekatan pusat komunikasi (the communication-center approach);
·         Pendekatan operasi (the operational approach).

      Teori Organisasi :
1. Teori Organisasi Klasik (Teori Tradisonal)
a. Teori Birokrasi.
b. Teori Administrasi.
c. Manajemen Ilmiah.
2. Teori Neoklasik (Teori hubungan antar manusiawi)
    =>Menekankan pentingnya aspek psikologis dan sosial karyawan.
3. Teori Organisasi Modern
    => Semua unsur organisasi sebagai satu kesatuan dan saling ketergantungan.


Bab III : Penutup
3.1.  Kesimpulan  
Organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Adapun ciri-ciri dari organisasi adalah :
            - Adanya komponen ( atasan dan bawahan)
            - Adanya kerja sama (cooperative yang berstruktur dari sekelompok orang)
            - Adanya tujuan
            - Adanya sasaran
            - Adanya keterikatan format dan tata tertib yang harus ditaati
            - Adanya pendelegasian wewenang dan koordinasi tugas-tugas

Secara garis besar organisasi mempunyai tiga unsur yaitu :
1. Manusia.
2. Kerjasama.
3. Tujuan bersama-sama.

Teori Organisasi :
1. Teori Organisasi Klasik (Teori Tradisonal)
a. Teori Birokrasi.
b. Teori Administrasi.
c. Manajemen Ilmiah.                         
2. Teori Neoklasik (Teori hubungan antar manusiawi)
Menekankan pentingnya aspek psikologis dan sosial karyawan.
3. Teori Organisasi Modern
            Semua unsur organisasi sebagai satu kesatuan dan saling ketergantungan.
Daftar Pustaka
(tanggal : 24 September 2011, Pukul : 19:34, hari : Sabtu)

Minggu, 15 Mei 2011

Cara Menggunakan Kerudung Segi Empat

Jilbab atau kerudung paris atau sering juga disebut jilbab segi empat saat ini sedang menjadi trend dan bisa dibilang paling digemari. Jilbab paris sangat nyaman dipakai karena bahannya yang adem, tak mudah kusut, serta jatuhnya bagus sehingga rapi ketika dikenakan.




Dengan berbagai jenis hiasan di pinggirnya, membuat jilbab tampil lebih cantik dan menawan. Kini berbagai jenis jilbab paris yang cantik dan menawan dapat Anda beli online dengan harga yang sangat terjangkau Koleksi Kerudung Cantik paris meliputi jilbab paris polos, jilbab paris sulam, kerudung paris lukis, kerudung paris permata, maupun motif-motif kerudung paris terbaru lainnya.
Di antara penampilan Anda yang serba lembut dengan hiasan renda gaya Victorian, sisipan bouquet bungan yang dibuat dengan bantuan karet gelang serta korsase berwarna-warni menjadi titik fokus kerudung ini.
Bentuknya yang cantik dan warnanya yang kontras berhasil menghidupkan penampilan keseluruhan. Bila ingin mencoba? ? ?


Bahan yang diperlukan:
- Ciput
- Jarum pentul
- Kerudung segi empat
- Karet gelang
- Bros bunga/korsase

Step by step Kerudung Cantik
Cara pemakaian

1. Kenakan kerudung segi empat membentuk kerudung dasar tengkuk.
2. Ambil sisa kerudung sebelah kiri dan belakang, lipat menjadi dua lalu ikat dengan karet gelang membentuk bunga.
3. Gunakan jarum pentul untuk membuka bunga yang terbentuk dari selendang.
4. Letakkan bunga/korsase di atas bunga kerudung. Rekatkan dengan jarum pentul.
http://kamissore.blogspot.com/2010/05/ca…
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgyHUeEgMlTwU2NF7sy2ermbjtGKSd0R3yWfWXjvcZhH8QwNkf3XnW2ik1GCFY0dc7BeyGJOZrOBTJmpZV1h4N0Q-CFGhjViqcN_H6NV1uENV_8vUSpXjQZw_7nKmW02EngPHR9bgxWlzk/s320/kerudung+berlapis.jpg

Selasa, 12 April 2011

Cara Membuat Menu Editor Pada Visual Basic

Visual Basic

Membuat Menu Editor
Cara membuat menu pada program visual basic 6.0

I. Langkah-langkah yang dilakukan :

1. Klik file
2. Klik New project, pilih vb Enterprise Edition…
3. Pada menu project pilih Add Mdi Form , pilih open
4. Pilih icon menu editor yang ada ditoolbar untuk membuat MENU isi caption dan namenya ,catatan : untuk Name tidak boleh mengunakan titik dan tidak boleh di beri spasi, untuk captionnya boleh.
5. Input data dibawah ini pada Menu editor
caption : &Berkas …&supplier …&customer …&barang
Name : MnBerkas MnSuplier, MnCustomer MnBarang
Pada Menu editor Tanda anak panah kekanan digunakan untuk menyisipkan titik-titik, panah kekiri untuk menghapus titik-titik.

Setelah selesai diisi kemudian pilih OK, jika berhasil akan tampil Form.

     Kemudian masukan icon image list ke form dengan cara drag iconnya atau double clik ( image list digunakan untuk menyimpan gambar-gambar )
II. langkah selanjutnya klik kanan image list kemudian pilih properties, setelah itu tampil property Pages, kemudian :

1. Pada Tab Menu General pilih image insert picture untuk memasukan gambar , pilih gambar icon yang sesuai,
Tempat gambar yang disediakan pada direktori : C:/ Program Files/Microsoft Visual Studio/Comon/Graphic/Icon
2. Pilih gambar dan jumlah icon yang dibutuhkan kemudian Open
3. Kemudian Pilih icon Toolbar ( icon Toolbar digunakan untuk membuat gambar Icon Toolbar pada menu yang akan kita buat.
4. klik kanan icon Toolbar pilih properties, setelah itu akan tampil kotak dialog Property Pages.
5. Pada Menu Genral pilih ImageList , pilih tombol select, pilih Image List1
6. Pada Menu Buttons pilih Insert Button, kemudian isi Captions Sesuai dengan nama Sub Menu , dan ganti Image 0 dengan : angka sesuai dengan nomor urut gambar yang dipilih kemudian pilih Apply untuk menerapkan.
     Tabah gambar dengan mengklik tombol Insert Button, dan lakukan seterusnya langkah-langkah sebelumnya ,dengan mengisih caption dan image sesuai kebutuhan, setelah selesai pilih tombok OK dan hasilnya tampak seperti contoh gambar dibawah ini :

    Setelah selesai ubah nama Formnya sesuai dengan apa yang kita buat, ubah dengan menganti Name pada Kotak dialog properties , contohnya Form 1 diganti dengan FrmMenu, kemudian Save pekerjaan anda.

Sejarah Seni Lukis

Seni lukis adalah salah satu induk dari seni rupa. Dengan dasar pengertian yang sama, seni lukis adalah sebuah pengembangan yang lebih utuh dari drawing. Sejarah Seni Lukis akan kami coba ulas dalam beberapa tulisan, sebagai berikut :

Zaman prasejarah
Secara historis, seni lukis sangat terkait dengan gambar. Peninggalan-peninggalan prasejarah memperlihatkan bahwa sejak ribuan tahun yang lalu, nenek moyang manusia telah mulai membuat gambar pada dinding-dinding gua untuk mencitrakan bagian-bagian penting dari kehidupan mereka.

Semua kebudayaan di dunia mengenal seni lukis. Ini disebabkan karena lukisan atau gambar sangat mudah dibuat. Sebuah lukisan atau gambar bisa dibuat hanya dengan menggunakan materi yang sederhana seperti arang, kapur, atau bahan lainnya. Salah satu teknik terkenal gambar prasejarah yang dilakukan orang-orang gua adalah dengan menempelkan tangan di dinding gua, lalu menyemburnya dengan kunyahan daun-daunan atau batu mineral berwarna.

Hasilnya adalah jiplakan tangan berwana-warni di dinding-dinding gua yang masih bisa dilihat hingga saat ini. Kemudahan ini memungkinkan gambar (dan selanjutnya lukisan) untuk berkembang lebih cepat daripada cabang seni rupa lain seperti seni patung dan seni keramik.

Seperti gambar, lukisan kebanyakan dibuat di atas bidang datar seperti dinding, lantai, kertas, atau kanvas. Dalam pendidikan seni rupa modern di Indonesia, sifat ini disebut juga dengan dwi-matra (dua dimensi, dimensi datar). Seiring dengan perkembangan peradaban, nenek moyang manusia semakin mahir membuat bentuk dan menyusunnya dalam gambar, maka secara otomatis karya-karya mereka mulai membentuk semacam komposisi rupa dan narasi (kisah/cerita) dalam karya-karyanya.

Objek yang sering muncul dalam karya-karya purbakala adalah manusia, binatang, dan obyek-obyek alam lain seperti pohon, bukit, gunung, sungai, dan laut. Bentuk dari obyek yang digambar tidak selalu serupa dengan aslinya. Ini disebut citra dan itu sangat dipengaruhi oleh pemahaman si pelukis terhadap obyeknya. Misalnya, gambar seekor banteng dibuat dengan proporsi tanduk yang luar biasa besar dibandingkan dengan ukuran tanduk asli. Pencitraan ini dipengaruhi oleh pemahaman si pelukis yang menganggap tanduk adalah bagian paling mengesankan dari seekor banteng. Karena itu, citra mengenai satu macam obyek menjadi berbeda-beda tergantung dari pemahaman budaya masyarakat di daerahnya. Pencitraan ini menjadi sangat penting karena juga dipengaruhi oleh imajinasi. Dalam perkembangan seni lukis, imajinasi memegang peranan penting hingga kini.

Pada mulanya, perkembangan seni lukis sangat terkait dengan perkembangan peradaban manusia. Sistem bahasa, cara bertahan hidup (memulung, berburu dan memasang perangkap, bercocok-tanam), dan kepercayaan (sebagai cikal bakal agama) adalah hal-hal yang mempengaruhi perkembangan seni lukis. Pengaruh ini terlihat dalam jenis obyek, pencitraan dan narasi di dalamnya. Pada masa-masa ini, seni lukis memiliki kegunaan khusus, misalnya sebagai media pencatat (dalam bentuk rupa) untuk diulangkisahkan. Saat-saat senggang pada masa prasejarah salah satunya diisi dengan menggambar dan melukis. Cara komunikasi dengan menggunakan gambar pada akhirnya merangsang pembentukan sistem tulisan karena huruf sebenarnya berasal dari simbol-simbol gambar yang kemudian disederhanakan dan dibakukan.

Pada satu titik, ada orang-orang tertentu dalam satu kelompok masyarakat prasejarah yang lebih banyak menghabiskan waktu untuk menggambar daripada mencari makanan. Mereka mulai mahir membuat gambar dan mulai menemukan bahwa bentuk dan susunan rupa tertentu, bila diatur sedemikian rupa, akan nampak lebih menarik untuk dilihat daripada biasanya. Mereka mulai menemukan semacam cita-rasa keindahan dalam kegiatannya dan terus melakukan hal itu sehingga mereka menjadi semakin ahli. Mereka adalah seniman-seniman yang pertama di muka bumi dan pada saat itulah kegiatan menggambar dan melukis mulai condong menjadi kegiatan seni.