Organisasi Pemuda'
Drs. Malayu S.P Hasibuan mengatakan “organisasi ialah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok yang bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu. Organisasi hanya merupakan alat dan wadah saja.” Dengan demikian Organisasi begitu penting bagi para pemuda dan pemudi Indonesia karena dengan keikut sertaanya di dalam suatu organisasi kita dapat berpendapat dan bersatu untuk mencapai kepentingan yang sama serta melatih jiwa kepemimpinan kita.
Pemuda dan pemudi merupakan tokoh yang bertanggungjawab penuh dalam memperjuangkan bangsa Indonesia hingga di masa yang akan datang. Sehingga perlu adanya sosialisasi dengan sesama para pemuda agar dapat mempersatukan kepentingan dan tujuan yang sama dalam pembangunan bangsa. Maka sejak dini, anak-anak Indonesia di tuntut untuk menimba ilmu di bangku sekolah hingga ke jenjang yang lebih tinggi yaitu mulai mereka menjadi seorang siswa biasa hingga menjadi seorang mahasiswa. Para pemuda akan di didik untuk bersosialisai dan berinteraksi dalam suatu organisasi pada jenjang SMP, SMA/SMK, dan Perkuliahan.
Organisasi untuk Sekolah Menengah Pertama dan Menengah Atas disebut dengan OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah) yaitu organisasi yang diurus dan dikelola oleh murid-murid yang terpilih untuk menjadi pengurus OSIS. Biasanya organisasi ini memiliki seorang pembimbing dari guru yang dipilih oleh pihak sekolah. Pengalaman pertama saya menjadi anggota OSIS di SMP sungguh mengesankan dan sangat membantu saya dalam kegiatan di sekolah. Dimana pertama kali saya menjadi anggota OSIS ketika duduk dibangku SMP. Pada awalnya saya dipilih menjadi seorang anggota atau dikenal sebagi seksi dalam organisasi OSIS, kemudian setelah berjalan satu tahun saya mendapatkan kepercayaan dari para guru dan teman-teman untuk menjabat sebagai Ketua OSIS. Hal ini memberikan saya kesempatan lagi untuk aktif menjadi anggota OSIS di SMA dimana, saya menjabat sebagai sekretaris OSIS.
Pengalaman selama berorganisasi, saya merasakan perbedaan yang cukup mencolok dalam masalah bersosialisasi dan cara kerja OSIS. Perbedaan ini juga tidak lepas dari peranan Bapak dan Ibu Guru, pendidikan di sekolah serta respon dari para siswa. Saat di SMP, OSIS yang saya jalani berjalan dengan baik dan mampu membuat bangga Bapak dan Ibu guru, walaupun sering terjadi perbedaan pendapat. Sosialisasi antara teman-teman di SMP terkadang timbul rasa perselisihan dan kecemburuan. Siswa yang lebih popular diatara teman-temannya selalu dipercaya dan teman-temanya akan lebih berpihak pada siswa tersebut, hal ini saya alami sendiri ketika saya menjabat sebagai Ketua OSIS. Lalu siswa yang tidak popular biasanya dia tidak akan terlalu diperdulika dan terkadang siswa tersebut dianggap tidak ada. Semua kejadian ini membuat saya untuk bersikap professional dimana saya menganggap mereka semua sama, walaupun mereka mendukung penuh saya untuk menjadi Ketua OSIS, jika kerja mereka dalam organisasi tidak baik maka mereka patut saya berikan teguran dan sanksi. Tindakan ini cukup saya anggap adil sehingga perselisihan diantara mereka dapat dikendalikan.
OSIS sering kali melaksanakan rapat untuk membahas tugas dan kewajiban yang harus dilaksanakan. Rapat ini sebenarnya bertujuan untuk menumbuhkan rasa kekeluargaan dan kerjasama diantara para anggota OSIS namun, nyatanya setiap diadakan rapat , banyak anggota yang tidak hadir. Hal ini membuat saya berfikir, banyak siswa yang berminat untuk menjadi anggota namun kesempatan ini hanyan digunakan untuk ketenaran semata.
Pengalaman demi pengalaman yang saya rasakan selama beorganisasi membuat saya perihatin karena dengan adanya perselisiha dan kecemburuan diantara para pemuda membuat rasa kekeluargaan dan semangat kerjasama yang seharusnya diterapkan lama kelamaan akan sirna dan usaha untuk memperjuangkan bangsa ini akan sia-sia diakibatkan hilangnya rasa kesatuan diantara pemuda dan pemudi di Indonesia.
Maka saya berharap semoga kita para penerus bangsa dapat mencari solusi terbaik untuk kemajuaan Bangsa Indonesia dan marilah kita teruskan perjuangan para pemuda Indonesia yang telah berjuang penuh untuk memerdekakan Bangsa Indonesia dengan darah dan keringat mereka. Kini saatnya untuk mengingat kembali isi dari
Sumpah Pemuda Indonesia 28 Oktober 1928.
Pertama
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kedoea
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.
HIDUP BANGSAKU , HIDUP INDONESIAKU. . .
MERDEKA…. MERDEKA… !!!